Nama : Rizky Zulfia Ningrum
Team work
bisa diartikan sebagai kerja tim
atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok
dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai misi yang sudah disepakati sebelumnya
untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Berikut ini ada beberapa contoh atau studi kasus terkait Team Work.
1. Kinerja PT Unilever Tbk. Guna Memenuhi Kebutuhan Konsumen
Data
Utama:
Unilever adalah 43 brand utama dan
1,000 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 500
distributor Unilever atau PT. Unilever Indonesia merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi produk-produk kebutuhan konsumen. Unilever
unggul dengan brand-brand andalanya dalam Rangkaian mencangkup brand-brand
ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk,
Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco,
Bango, dan lain-lain.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat
dari seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam
pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka
untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 6000 karyawan
tersebar di seluruh nutrisi.
Unilever memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka,
Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa
Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah
independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh
Indoneisa.
Analysis dan Komentar
Penulis :
Bahwa membangun sebuah perusahaan, sama halnya
dengan membangun sebuah rumah. Untuk membangun rumah yang kokoh dibutuhkan
pondasi bangunan yang kuat serta tiang-tiang penyangga yang tegak. Begitu pula
dalam membangun, dibutuhkan visi yang kuat sebagai pondasi dasar, dan team wrok
yang solid sebagai tiang penyangga untuk mencapai kesuksesan perusahaan yang
telah ditargetkannya.
Tak bisa dipungkiri bila keberadaan team work
memang sangat penting dalam membangun sebuah bisnis dalam perusahaan.
Bahkan bisa dikatakan, maju tidaknya sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh
team work yang ada di dalamnya. Semakin solid team yang mendukung sebuah
bisnis, maka akan semakin besar pula peluang sukses yang dimiliki bisnis
tersebut. Dan begitu juga sebaliknya, bila team di dalamnya tidak solid dan
bekerja sendiri-sendiri, bisa dipastikan bisnis tersebut tidak bisa bertahan
lama menghadapi persaingan dunia bisnis yang selalu meningkat setiap harinya.
Terlebih lagi, Unilever memiliki enam pabrik besar yang tersebar luas di
Indonesia.
Kinerja merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh sekelompok
orang dalam sebuah perusahaan dalam upayanya untuk menciptakan suatu produk
atau jasa. Kinerja biasanya identik dengan proses pekerjaan dikalangan karyawan
suatu perusahaan. Karena kinerja inilah yang akan memberikan suatu hasil bagi
perusahaan tersebut. Kinerja karyawan merupakan aspek penting dalam sebuah
perusahaan. Karena hal inilah yang akan menentukan maju atau mundurnya suatu
perusahaan. Apabila para karyawannya berkinerja buruk maka yang terjadi adalah kemerosotan
pada perusahaannya. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya, apabila para
karyawannya merupakan para karyawan yang rajin dan senang berinovasi maka yang
terjadi adalah kemajuan yang positif bagi perusahaan tersebut.
Berbagai program telah digunakan dan diterapkan diberbagai
perusahaan untuk mendapatkan sebuah nilai yang lebih dihadapan para konsumennya
dalam rangka untuk meningkatkan mutu produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan
seperti melalui penerapan program TPM atau program Total Quality Management dan
Penerapan program ISO atau Internasional Standart Organization yang sekarang
memang harus diterapkan pada perusahaan-perusahaan swasta. Untuk menunjang
program tersebut, karyawan diharuskan untuk mengikuti pelatihan dan
menerapkanya dalam pekerjaannya. Dengan demikian akan mendorong munculnya
produk baru dengan mutu yang baik dan harga yang terjangkau, khususnya untuk
produk–produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun membangun team work yang solid
merupakan langkah penting dalam membangun sebuah bisnis dalam perusahaan, namun
untuk menciptakannya di tengah lingkungan kerja bukanlah perkara yang mudah.
Karena menyatukan sifat dan karakter dari setiap individu yang berbeda menuju
satu tujuan yang sama,
membutuhkan
tenaga, strategi dan waktu yang tidak sebentar. Hal inilah yang membuat para
pemimpin perusahan maupun manajer sering mengadakan kegiatan khusus bagi para
karyawannya, untuk meningkatkan solidaritas dan kerjasama antar personal.
Seperti yang kita ketahui perusahaan Unilever merupakan sebuah
perusahaan besar yang ada di Indonesia yang bergerak dalam bidang menghasilkan
berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh para konsumen yang ada di Indonesia.
Beberapa produk yang dihasilkan oleh PT. Unilever ini adalah seperti molto,
sabun lifebuoy, kecap bango, dan produk lainnya. Dalam partisiasinya didalam
era perdagangan bebas perlu juga adanya sebuah efisiensi proses produksi untuk
menghadapi persaingan perusahaan ditingkat global, mendorong perusahaan sejenis
dan juga berupaya untuk senantiasa melakukan inovasi – inovasi baru pada hasil
produksinya. Tetapi dengan munculnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia
beberapa tahun terakhir ini, membuat masyarakat menjadi selektif memilih produk
yang baik dengan harga terjangkau di masyarakat.
Oleh sebab itu perlunya perusahaan melakukan upaya – upaya untuk
menuju perbaikan sistem supaya tetap bertahan dalam dunia perindustrian yang
semakin ketat dan tuntutan akan produk yang bermutu. Dengan demikian peranan
dari sumber daya manusia sebagai asset perusahaan yang paling berharga sangat
membantu perusahaan untuk melakukan perbaikan – perbaikan sistem Sumber daya
manusia, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja karyawan dan pada akhirnya dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Dengan mendorong karyawan untuk terus menerus mengembangkan diri
serta mempertahankan work-life balance, perusahaan dapat mengembangkan dan
mempertahankan SDM-SDM yang handal dan berkualitas, yang berperan utama dalam
pengembangan bisnis. Setiap tahun manajemen Unilever Indonesia menargetkan
pertumbuhan bisnis di Indonesia, yang disesuaikan dengan target yang ingin
dicapai oleh Unilever secara global.
2. Proyek Listrik 35 Ribu Megawatt Butuh Kekompakan
Data Utama:
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan
pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) untuk mendukung percepatan pertumbuhan
ekonomi nasional, seperti ditargetkan pemerintah, harus bebas masalah.
"Perusahaan penyuplai listrik setidaknya clear
and clean dalam keikutsertaan pada program nasional 35 ribu megawatt,"
kata koordinator nasional Masyarakat Peduli Kedaulatan Energi (Madani), Ryas
Restapati, di Jakarta, Kamis, 7 Mei 2015.
Program pembangkit listrik 35 ribu MW telah diresmikan Presiden Jokowi di Yogyakarta baru-baru ini. Namun Ryas mengkhawatirkan program ini terganjal minimnya kualitas perusahaan peserta proyek.
Program pembangkit listrik 35 ribu MW telah diresmikan Presiden Jokowi di Yogyakarta baru-baru ini. Namun Ryas mengkhawatirkan program ini terganjal minimnya kualitas perusahaan peserta proyek.
"Persoalan biasanya muncul di pertengahan,
dan masalah ini sudah jadi rahasia umum," ujarnya. Persoalan itu di
antaranya minim pengalaman, keuangan, dan kemampuan diplomasi pembebasan lahan.
Contoh kasusnya adalah dalam megaproyek
Pembangkit Listrik Cirebon (PLC) yang menelan biaya sekitar 1,4 miliar dolar
AS. Perusahaan Indika Energy menarik diri karena mengalami kesulitan keuangan.
Sedangkan persoalan melilit PT Adaro Energy,
yakni belum berhasil membebaskan lahan di Balangan dan Tabalong, Kalimantan
Selatan, menyusul rencana eksplorasi penambangan batu bara. Adaro diketahui tak
transparan dalam anggaran pembebasan lahan.
Karena itu, ditegaskan Ryas, syarat minimal yang wajib dipenuhi perusahaan peserta program adalah memiliki kemampuan dan pengalaman teknis, keuangan mumpuni, dan andal diplomasi pembebasan lahan. "Tiga persyaratan itu ujian bagi para penyuplai setrum," ujarnya.
Karena itu, ditegaskan Ryas, syarat minimal yang wajib dipenuhi perusahaan peserta program adalah memiliki kemampuan dan pengalaman teknis, keuangan mumpuni, dan andal diplomasi pembebasan lahan. "Tiga persyaratan itu ujian bagi para penyuplai setrum," ujarnya.
Program energi listrik nasional 35 ribu MW
membutuhkan kecepatan, ketegasan, dan skema kerja sama saling mendukung
antarpihak. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Badan Usaha Milik Negara, serta PT PLN (Persero) berusaha merealisasikannya.
"Niat baik pemerintah untuk merealisasikan
pembangunan pembangkit 35.000 MW sebaiknya bisa tercapai," tutur Ryas.
Analysis dan Komentar
penulis:
Kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang
kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan
bersama. Semua pihak, baik pemerintah maupun PT. PLN (persero) merupakan satu
tim dalam rangka proyek pembangunan listrik 35 ribu MW ini. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah
kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama
dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan
sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi
akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap
anggota. . Jangan sampai terjadi miss komunikasi, karna hal tersebut dapat
mngakibatkan terjadinya miss management. Bahkan proyek bisa saja menjadi gagal,
karena sinergisitas dalam tim tidak dijaga.
Kerja sama dilakukan oleh sebuah tim lebih
efektif daripada kerja secara individual. Menurut West (2002), Telah banyak
riset membuktikan bahwa kerja sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi
dan efektivitas yang lebih baik. Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang
dilaksanakan oleh perorangan. Sebagaimana contoh kasus diatas, untuk membangun
pembangkit listrik 35 ribu MW
membutuhkan kekompakan.
Setiap tim maupun individu sangat berhubungan
erat dengan kerja sama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan
kinerja. Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara
individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama
pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari
berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.
Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi
sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika
upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama, kerja sama memberikan
manfaat yang besar bagi kerja tim. Biasanya organisasi berbasis kerja tim
memiliki struktur yang ramping. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons
dengan cepat dan efektif lingkungan yang cepat berubah (West, 2002).
3. Kekompakan Tim dan Produktivitas Kerja Perlu Dijaga dalam Perlombaan
Data Utama :
Dalam perlombaan perahu dayung beregu yang
dilangsungkan di sebuah kampung nelayan, terjadi peristiwa yang menarik.
Setelah lomba berjalan beberapa saat, terlihat ada satu perahu yang melesat
maju secara terarah menuju titik tujuan, jauh melebihi perahu-perahu lainnya.
Hingga
beberapa kilometer berikutnya, perahu tersebut tetap bergerak secara terarah
dan konsisten. Sedangkan perahu-perahu lainnya ada yang majunya lambat,
beberapa kadang berhenti dan berputar-putar di tempat. Dan yang lebih lucu, ada
satu perahu yang juga melaju cukup kencang, tetapi bukan ke arah tujuan,
sebagai akibatnya perahu tersebut terlambat tiba di tempat tujuan.
Sebagai hasilnya sudah dapat diduga, perahu
yang pertama tadilah yang keluar sebagai pemenang. Saat diwawancarai oleh
panitia, ketua tim pemenang mengemukakan kunci keberhasilan tim adalah kelompok
sepakat untuk fokus dan taat pada instruksi pemimpin tim yang berada di haluan
perahu dan seluruh pendayung yang berjumlah 20 orang secara bersama, serempak
dan sekuat tenaga mendayung, tidak berhenti hingga tiba di tujuan.
Tim ini menang karena tidak hanya kompak,
tetapi juga taat akan kesepakatan (norma) tim. Tim lainnya menyatakan sudah
kompak dalam mendayung, hanya saja karena arahan yang diberikan kurang jelas,
akibatnya salah tujuan. Sedangkan tim yang kalah dan tidak sampai tujuan
umumnya dikarenakan pendayung kurang kompak dan banyak yang kelelahan serta
menyerah di tengah jalan.
Analysis dan Komentar
penulis:
Ilustrasi di atas yang didukung oleh hasil
studi secara konsisten menunjukkan bahwa hubungan antara kekompakan dan
produktivitas (kinerja) tim terutama tergantung pada norma kelompok, khususnya
norma-norma yang terkait dengan kinerja yang ditetapkan oleh tim.
Norma didefinisikan sebagai standar berperilaku
yang ditetapkan dan disepakati bersama dalam suatu kelompok. Norma menentukan
apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan oleh setiap anggota kelompok
pada situasi-situasi tertentu.
Norma berfungsi sebagai kontrol internal
terhadap perilaku kelompok. Sebagai contoh, sudah menjadi kesepakatan bersama
di antara para pemain golf untuk tidak ber-bicara saat rekan bermainnya
melakukan giliran memukul bola di lapangan.
Contoh
lainnya, dalam sebuah pameran perumahan yang dilaksanakan oleh sebuah
pengembang besar, pengunjung yang didekati oleh salah satu staf pemasaran pasti
akan ditanya apakah sebelumnya sudah pernah ditangani oleh staf pemasaran yang
lain atau belum.
Bila sudah, maka ia akan menghubungi staf
pemasaran yang dimaksud untuk melayani. Bila belum, barulah ia akan melayani.
Saat ditanyakan mengapa demikian, dijelaskan bahwa hal itu sudah menjadi
kesepakatan di antara para staf pemasaran yang ada. Jadi mereka tidak akan
merebut calon pembeli yang sudah pernah didekati oleh rekan kerja. Kesepakatan
bersama inilah yang disebut sebagai norma.
Sedangkan norma-norma kinerja adalah
norma-norma yang menggambarkan kesepakatan tim terkait dengan kinerja, seperti
misalnya seberapa keras usaha kerja yang harus dihasilkan, apa yang harus
dilakukan agar pekerjaan terselesaikan, seberapa besar tingkat hasil kerja yang
harus dicapai, seberapa besar tingkat keterlambatan kerja yang masih dapat
ditolerir, dan kesepakatan-kesepakatan lainnya.
Stephen
P. Robbins, pakar perilaku organisasi, mengemukakan empat kombinasi hubungan
antara kekompakan, norma-norma kinerja, dan produktivitas sebagaimana dapat
dilihat pada gambar empat kuadran di bawah ini.
Tentu saja setiap organisasi berkeinginan agar
produktivitas yang dicapai tinggi. Untuk itu situasi yang terbentuk haruslah
merupakan kombinasi antara kekompakan tim yang tinggi dan norma-norma kinerja
tim yang juga tinggi. Pertanyaannya sekarang, bagaimana membentuk tim yang
kompak dan memiliki norma-norma kinerja yang tinggi? Syarat pertama yang
bersifat wajib adalah tim harus memiliki dan menyepakati norma-norma kinerja
seperti apa yang akan menjadi pedoman bagi tim berperilaku, termasuk di dalamnya
adalah menetapkan tujuan dan sasaran hasil yang ingin dicapai.
Setelah norma disepakati, baru dilakukan
beberapa cara yang dapat meningkatkan kekompakan tim, di antaranya: membentuk
tim yang tidak terlalu besar dan menambah intensitas pertemuan-pertemuan tim
terutama yang bersifat informal yang bertujuan meningkatkan intensitas dan
keeratan hubungan, meningkatkan status tim dengan memberikan penugasan yang
bersifat menantang dan mengukuhkan keberhasilan-keberhasilan tim, mempertinggi
tingkat persaingan di antara tim, serta memberlakukan sistem penghargaan
berbasis kinerja tim. Salam kompak dan produktif!
Daftar Pustaka
: