Jumat, 11 Maret 2016

STRATEGI dan TATA LETAK (Manajemen Operasi)



STRATEGI DAN TATA LETAK

I.                   STRATEGI

A.    Pengertian Strategi
Kata “strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos. Adapun strategos dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.  Strategos berarti jendral tetapi dalam Yunani kuno sering berarti perwira negara. Dalam aturan yang sempit, strategi berarti seni jendral (the art of general). Memang dalam zaman Yunani kuno jendral dianggap bertanggung jawab dalam peperangan kalah atau menang, karena ia menguasai logistik dan sumber daya militer.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisisen dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan kedua kata tersebut.
Kemudian menurut Vancil (1976) dalam Salusu (2003: 45) menyatakan bahwa strategi suatu organisasi adalah konseptulisasi yang diekspresikan oleh yang pemimpin organisasi itu, yaitu tentang:
1.        Sasaran jangka panjang dari organisasinya
2.        Kebijaksanaan dan kendala
3.        Seperangkat rencana yang sedang berjalan mengenai tujuan jangka pendek
Selanjutnya Hax dan Majluf (1991) dalam Salusu (2003: 100), mencoba menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi, yaitu:
1.        Strategi ialah pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral.
2.        Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak dan prioritas alokasi sumber daya.
3.        Menyeleksi bidang yang akan digeluti.
4.        Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, kekuatan dan kelemahannya.
5.        Melibatkan semua tingkat hirarki dari organisasi.
Dengan definisi ini berarti strategi menjadi suatu kerangka yang fundamental tempat suatu organisasi akan mampu menyatakan kontinuitasnya yang vital, sementara pada saat yang bersamaan ia akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Strategi dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar organisasi.
Dulunya strategi digunakan untuk memenangkan suatu peperangan. Kemudian fungsinya berubah yaitu untuk mencapai sasaran perang dan damai. Pada pertengahan abad 20 terjadi perubahan fungsi strategi, dimana pada saat itu kondisi-kondisi dalam lingkungan eksternal tidak lagi memberi jaminan keuntungan bagi berbagai usaha bisnis. Oleh karena itu strategi diperlukan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang muncul dari para pesaing. Dari rumusan-rumusan strategi tersebut akan menghasilkan keputusan yang berupa kebijakan dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Strategi dulunya hanya digunakan dikalangan militer, kemudian dengan adanya perubahan zaman, saat ini strategi digunakan pada setiap jenis organisasi baik yang bersifat mencari laba ataupun bentuk organisasi nirlaba. Supaya dapat memberikan kontribusi pada situasi strategis, maka strategi diperlukan untuk menghadapi informasi-informasi yang tidak lengkap dari pihak lawan (pesaing) yang berasal dari luar.
Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya, yang sekaligus berarti mudah dipahami oleh setiap anggota manajemen puncak dan setiap karyawan organisasi. Menurut Donelly (1984) dalam Salusu (2003: 109), terdapat enam informasi dalam suatu strategi, yaitu:
1.        Apa yang dilakukan?
2.        Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang dipakai dalam menentukan apa di atas?
3.        Siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengoprasionalisasikan strategi?
4.        Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan strategi?
5.        Berapa lama waktu diperlukan untuk operasionalisasi strategi tersebut?
6.        Hasil apa yang diperoleh dari strategi itu?
Dengan informasi ini maka setiap orang akan tergugah untuk melaksanakannya, sepanjang informasi itu dapat memberikan harapan bagi para karyawan.
Di sini peranan pemimpin sebagai pembuat keputusan adalah penting karena hanya merekalah sesungguhnya yang akhirnya menetapkan sasaran organisasi, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Strategi merupakan program umum dari tindakan dan komitmen atas penekanan-penekanan dan sumber daya ke arah pencapaian tujuan menyeluruh.

B. Strategi Bisnis
Mestrategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumurkan strategi bisnis sebaiknya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter:
Baris terlekuk (Lima Kekuatan Kompetitif Porter). Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup:
1.             Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industry yang membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pasar-pasar yang baik dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
2.             Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu industry sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual produk naik maka sesuai dengan hokum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasiljuga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
3.             Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapatkan produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah.Sikap pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya)maka pembeli tidak akan membeli produk perusahaan.
4.             Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
5.             Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat menikmati hati konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas khusus, pembelian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.

II.                TATA LETAK
A.     Pengertian Tata Letak
Menurut KBBI Tata Letak di artikan sebagai pengaturan, penempatan, dan penataan unsur grafika pada halaman atau seluruh barang cetakan supaya yang disajikan kelihatan menarik dan mudah dibaca. Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
Menurut Fred E. Mayer dalam bukunya “Plant Layout And Material Handling” (1993:1) menyatakan bahwa : “Plant Layout is the organization of the companies physical facilities to promote the efficiently use of equipment, material, people, and energy.” Yang artinya : “Tata Letak pabrik adalah pengorganisasian fasilitas fisik perusahaan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan peralatan, bahan, orang dan energi.”
Berikut adalah contoh suatu  gambar tata letak peusahaan:







B.      Tujuan Perencanaan Tata Letak
Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :
a.       Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
b.      Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
c.       Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar
d.      Meminimumkan hambatan pada kesehatan
e.       Meminimumkan usaha membawa bahan
Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
a.       Penanganan material – perencanaan tata letak harus memperhatikan gerakan dari material atau manusia yang bekerja. Gerakan material akan berdampak pada biaya penanganan material, biasanya mempunyai pengaruh yang cukup signifikan bagi biaya produksi.
b.      Utilisasi ruang – utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang diperhatikan  dalam perencanaa tata letak. Perkembangan teknologi memungkinkan  penataan mesin-mesin tidak dalam arah horizontal, berada dalam satu lantai, melainkan dapat  ke arah vertikal.
c.       Mempermudah pemeliharaan – perawatan mesin selain berpengaruh terhadap mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak mesin harus menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemeliharaan mesin.
d.      Kelonggaran gerak – perencanaan tata letak tidak saja untuk memperoleh efisiensi ruang tetapi juga harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi operatot /karyawan. Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi kerja, kelonggaran gerak dapat mengurangi kecelakaan kerja.
e.       Orientasi produk – jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam perencanaa tata letak. Mislanya, produk ukuran besar dan berat, atau memelukan perhatian khusus dalam penangannya, umumnya menghendaki suatu tata letak yang tidak membuat produk dipindah-pindah. Sebaliknya, produk yang berukuran kecil dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut akan menjadi lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak yang berdasarkan proses.
f.       Perubahan produk atau disain produk – perencanaan tata letak juga memperhatikan perubahan jenis produk atau disain produk. Bagi perusahaan yang jenis produk atau disainnya sering berubah, tata letak mesin harus sefleksibel mungkin dalam mengadaptasi perubahan.